Salam kenal,namaku Penderitaan.
Aku selalu hidup diantara kalian,manusia.
Aku buruk rupa, tubuhku menjijikkan dan bau, hingga aku tidak pernah diinginkan oleh manusia.
Aku berasal dan naik ke atas dunia dari kerak bumi yang paling dalam dan gelap, tapi aku diciptakan oleh Sang Pencipta yang sama dengan
saudaraku yang bernama Kebahagiaan.
Sang Pencipta kami ada di atas sana, di atas awan dan langit biru yang indah.
Dia memiliki jiwa-jiwa manusia yang ada di seluruh muka bumi
ini.
Dia bahkan memiliki seluruh angkasa dan alam raya beserta isinya.
Kami berdua, Penderitaan dan Kebahagiaan,diciptakan untuk tujuan yang sama.
Hidup di tengah maupun di dalam hidup manusia dan berada diantara jiwa-jiwa dan pikiran mereka.
Kebahagiaan selalu berurusan dengan menciptakan senyum dan tawa manusia,hati yang berbunga-bunga, keindahan rasa, keindahan
segalanya.
Sedangkan aku berurusan dengan menyebabkan tangis dan keputusasaan,derita, kemarahan, kedegilan hati, dan bahkan kematian.
Aku sadar mengapa manusia tidak menginginkan aku. Seandainya aku, Penderitaan,bisa memberi
sebanyak keindahan yang ditawarkan oleh saudaraku, Kebahagiaan.
Tapi aku menerima takdirku.
Inilah takdirku.
Takdir yang diperuntukkan Sang Pencipta untukku.
Sebenarnya tujuan kami berdua sama, semua untuk menjadikan hidup manusia lebih berarti.
Manusia tidak pernah tahu apa yang mereka dapatkan bersamaku, Penderitaan.
Mereka tidak pernah dan tidak mau memaknai aku. Padahal aku
mengerjakan untuk mereka 'sakit', agar mereka menjadi lebih kuat dan terbiasa menghadapi masalah hidup, dan bahkan menguasai masalah hidup mereka, dan bukan sebaliknya. Karena aku telah melihat, banyak yang dikuasai
oleh masalah-masalah hidup mereka, dan jatuh karenanya.
Aku mengerjakan pedih dalam hati
mereka, agar mereka tahu arti bahagia yang sejati.
Aku mengerjakan perih dalam hidup
mereka, agar mereka tahu bagaimana bersyukur atas kelimpahan mereka.
Aku mengerjakan tangis,
agar mereka tahu arti senyum dan tawa.
Aku mengerjakan putus asa, agar mereka tahu arti berharap dan percaya.
Semua itu nyata.
Namun mereka tak pernah mau
mendengarku,mereka selalu menghindar dan takut padaku.
Jika saja seandainya manusia mau
menerimaku dan mensyukuri nilai yang terkandung padaku, semuanya jauh lebih besar dan berarti dari nilai
yang ditawarkan saudaraku, Kebahagiaan.
Namun manusia selalu terburu-buru, mereka menghindar dari maknaku. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan aku berikan di masa yang
akan datang jika mereka sedikit saja mau bersabar dalam kepahitan mereka.
Mungkin Sang Pencipta menciptakan aku buruk rupa, menjijikkan dan bau, tapi Dia memasrahkan padaku berkat dan rahmat karunia-Nya yang paling besar, indah dan luar biasa.
Semua untuk makhluk yang
paling dicintai-Nya, MANUSIA.
Dia sangat mencintai manusia dalam kelebihan dan kekurangannya, Dia mencintai mereka dengan utuh.
Sebaliknya, manusia sering menganggap-Nya menjadi Penolong yang tak mau menolong dalam kesusahan.
Mereka memang menganggap-Nya sebagai Penolong, tapi mereka sulit percaya pada-Nya.
Bagaimana Dia bisa menolong jika manusia tidak percaya bahwa Dia bisa menolong mereka?
Sedih dan sulit dipercaya rasanya.
Tahukah manusia berkat dan rahmat karunia-Nya yang akan diberikan pada mereka jika mereka mampu bersyukur, berlapang dada dalam
menerima aku, Penderitaan?
Kebahagiaan yang melampaui segala akal dan pikiran! Kebahagiaan yang tak pernah bisa terenggut oleh apapun!
Melebihi keinginan manusia yang terucap saat berdoa.
Mereka tidak tahu bahwa Dia sedang merencanakan sesuatu yang lebih dari apa yang bisa mereka pikirkan, bayangkan dan doakan.
Dia tahu bahwa manusia akan menangis, lelah,berputus asa dalam perjalanan hidup mereka.
Dia tidak menyalahkan manusia atas kesedihan yang dirasakannya.
Dia ingin manusia bangkit dari
kemalangan, itu yang membuat-Nya bahagia.
Dia ingin manusia mampu mengalahkan kemalangannya, namun bagaimana manusia bisa
jika ia sebelumnya tidak dilatih olehku,Penderitaan?
Bagaimana ia menguasai dan
mengalahkan penderitaan jika ia tidak pernah kenal penderitaan? Sedih dan sulit dipercaya rasanya,
karena manusia seringkali menjadi seperti ini, menyerah pada anggapan-anggapan mereka
sendiri yang terbatas.
Bahkan mereka sempat memusuhi diri sendiri, menganggap apa yang
terjadi benar menurut pikiran mereka, dan bukan hikmat mereka.
Mereka dikuasai jalan pikiran
mereka sendiri yang disebut ego mereka.
Padahal manusia selain diberi pikiran juga hikmat dalam pikiran maupun hati mereka .
Sampai jumpa,
aku akan kembali meniti jalanku di dunia.


Aku selalu hidup diantara kalian,manusia.
Aku buruk rupa, tubuhku menjijikkan dan bau, hingga aku tidak pernah diinginkan oleh manusia.
Aku berasal dan naik ke atas dunia dari kerak bumi yang paling dalam dan gelap, tapi aku diciptakan oleh Sang Pencipta yang sama dengan
saudaraku yang bernama Kebahagiaan.
Sang Pencipta kami ada di atas sana, di atas awan dan langit biru yang indah.
Dia memiliki jiwa-jiwa manusia yang ada di seluruh muka bumi
ini.
Dia bahkan memiliki seluruh angkasa dan alam raya beserta isinya.
Kami berdua, Penderitaan dan Kebahagiaan,diciptakan untuk tujuan yang sama.
Hidup di tengah maupun di dalam hidup manusia dan berada diantara jiwa-jiwa dan pikiran mereka.
Kebahagiaan selalu berurusan dengan menciptakan senyum dan tawa manusia,hati yang berbunga-bunga, keindahan rasa, keindahan
segalanya.
Sedangkan aku berurusan dengan menyebabkan tangis dan keputusasaan,derita, kemarahan, kedegilan hati, dan bahkan kematian.
Aku sadar mengapa manusia tidak menginginkan aku. Seandainya aku, Penderitaan,bisa memberi
sebanyak keindahan yang ditawarkan oleh saudaraku, Kebahagiaan.
Tapi aku menerima takdirku.
Inilah takdirku.
Takdir yang diperuntukkan Sang Pencipta untukku.
Sebenarnya tujuan kami berdua sama, semua untuk menjadikan hidup manusia lebih berarti.
Manusia tidak pernah tahu apa yang mereka dapatkan bersamaku, Penderitaan.
Mereka tidak pernah dan tidak mau memaknai aku. Padahal aku
mengerjakan untuk mereka 'sakit', agar mereka menjadi lebih kuat dan terbiasa menghadapi masalah hidup, dan bahkan menguasai masalah hidup mereka, dan bukan sebaliknya. Karena aku telah melihat, banyak yang dikuasai
oleh masalah-masalah hidup mereka, dan jatuh karenanya.
Aku mengerjakan pedih dalam hati
mereka, agar mereka tahu arti bahagia yang sejati.
Aku mengerjakan perih dalam hidup
mereka, agar mereka tahu bagaimana bersyukur atas kelimpahan mereka.
Aku mengerjakan tangis,
agar mereka tahu arti senyum dan tawa.
Aku mengerjakan putus asa, agar mereka tahu arti berharap dan percaya.
Semua itu nyata.
Namun mereka tak pernah mau
mendengarku,mereka selalu menghindar dan takut padaku.
Jika saja seandainya manusia mau
menerimaku dan mensyukuri nilai yang terkandung padaku, semuanya jauh lebih besar dan berarti dari nilai
yang ditawarkan saudaraku, Kebahagiaan.
Namun manusia selalu terburu-buru, mereka menghindar dari maknaku. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan aku berikan di masa yang
akan datang jika mereka sedikit saja mau bersabar dalam kepahitan mereka.
Mungkin Sang Pencipta menciptakan aku buruk rupa, menjijikkan dan bau, tapi Dia memasrahkan padaku berkat dan rahmat karunia-Nya yang paling besar, indah dan luar biasa.
Semua untuk makhluk yang
paling dicintai-Nya, MANUSIA.
Dia sangat mencintai manusia dalam kelebihan dan kekurangannya, Dia mencintai mereka dengan utuh.
Sebaliknya, manusia sering menganggap-Nya menjadi Penolong yang tak mau menolong dalam kesusahan.
Mereka memang menganggap-Nya sebagai Penolong, tapi mereka sulit percaya pada-Nya.
Bagaimana Dia bisa menolong jika manusia tidak percaya bahwa Dia bisa menolong mereka?
Sedih dan sulit dipercaya rasanya.
Tahukah manusia berkat dan rahmat karunia-Nya yang akan diberikan pada mereka jika mereka mampu bersyukur, berlapang dada dalam
menerima aku, Penderitaan?
Kebahagiaan yang melampaui segala akal dan pikiran! Kebahagiaan yang tak pernah bisa terenggut oleh apapun!
Melebihi keinginan manusia yang terucap saat berdoa.
Mereka tidak tahu bahwa Dia sedang merencanakan sesuatu yang lebih dari apa yang bisa mereka pikirkan, bayangkan dan doakan.
Dia tahu bahwa manusia akan menangis, lelah,berputus asa dalam perjalanan hidup mereka.
Dia tidak menyalahkan manusia atas kesedihan yang dirasakannya.
Dia ingin manusia bangkit dari
kemalangan, itu yang membuat-Nya bahagia.
Dia ingin manusia mampu mengalahkan kemalangannya, namun bagaimana manusia bisa
jika ia sebelumnya tidak dilatih olehku,Penderitaan?
Bagaimana ia menguasai dan
mengalahkan penderitaan jika ia tidak pernah kenal penderitaan? Sedih dan sulit dipercaya rasanya,
karena manusia seringkali menjadi seperti ini, menyerah pada anggapan-anggapan mereka
sendiri yang terbatas.
Bahkan mereka sempat memusuhi diri sendiri, menganggap apa yang
terjadi benar menurut pikiran mereka, dan bukan hikmat mereka.
Mereka dikuasai jalan pikiran
mereka sendiri yang disebut ego mereka.
Padahal manusia selain diberi pikiran juga hikmat dalam pikiran maupun hati mereka .
Sampai jumpa,
aku akan kembali meniti jalanku di dunia.


posted from Bloggeroid