Senin, 10 Februari 2014

-Renungan- My Father My Hero

Hidup itu memang lucu yha, tapi harus
di sukuri karna TUHAN baik dan
selalu bersamaku dalam cerita kisah
lucu tentang hidup.

"Cerita waktu kecil,....seringkali aku bersama dengan Bapaku di kebon, satu
demi satu aku lemparkan benih kacang
atau benih jagung di lubang yang bapaku buat di kebun, aku mengikutinya dengan langkah- langkah kecilku,
tapi aku sedemikian bangga karna aku
bisa bekerja bersamanya dan membantunya, meski memang terik, panas dan ada dikebun itu bikin kulit item, dan telanjang kaki itu panas, tapi yang aku rasakan itu kebahagiaan bersama seorang ayah, meskipun saat itu aku tak juga bertanya padanya apakah dia mersa bahagia dengan
semua itu?

Kemudian waktu dia mengajariku menyabit rumput gajahan untuk pakan kambing, perih memang ketika rumput
itu menyayat tangan kecilku dan kadangkala si ulat kecil itu mengigitku, ...ih geli, tapi tetep aku bahagia melakukannya sampai kurelakan pulang sekolah
melakukannya,..karna aku suka mendengar cerita bapaku tentang perjuangannya untuk hidup ditengah kesulitan, ....

Pagi itu saat aku harus membersihkan
tempat minum ayam dan menumbuk kepala ikan untuk makan ayam bersama bapaku, terasa sangat lucu kalau ku ingat sekarang,
atau waktu membantunya membetulkan atap yang seringkali bocor karna yah emang rumah tua, aku bahagia, karna
merasa jadi perempuan kecil yang
perkasa,
eh waktu sepeda butut yang kebanyakan ngangkut jagung itu harus jatuh di tanjakan karena tak kuat nahan beban itu juga sangat lucu buatku,
itu cerita indah tentang aku dan bapaku,
satu cerita tentang seorang ayah yang
menemani anaknya untuk menjadi dewasa.

Ah bapak, memang aku tak pernah
bercerita padamu, kalau aku pernah
berusaha bunuh diri dengan menenggak obat sebuanyak dua kali, karena kau tak membelikan aku atlas dan aku pikir kau tak perhatian, puji TUHAN aku tak mati, cuma malu karna waktu bangun pagi kau sudah gambarkan aku peta,hehehe
sekarang aku tau semua kau lakukan
bukan karena kau tak sayang tapi karena waktu itu pasti kau memang tak punya uang, waktu itu aku yang sekolah tapi karna tak punya uang untuk beli buku kau rela membantuku menulis pelajaranku,irit yha tapi emang kreatif, sore itu hujan deres banget, dan kau nganterin aku, untuk nitipin sarat-sarat untuk masuk kuliah, kau tau aku sangat bermimpi untuk kerja di rumah
sakit dan kau sangat tau bagaimana hobiku menghayal dan bercerita tentang mimpiku, karna kita selalu melewatkan waktu dikebun bersama, atau ngedengerin radio BBC london sambil minum kopi tubruk item, tapi tangan kita gak pernah berhenti untuk metikin biji jagung atau mengupas kacang sambil nunggu ngantuk.

Bapak kau tau bagaimana kecewanya aku saat aku tau tinggi badanku kurang, meskipun aku sudah berusaha cari nem yang sebagus mungkin agar aku bisa masuk jadi perawat,....
Aku nangis dikamar yang gelap, dan aku
tau kau tidur di sampingku, tanpa sepatah kata, aku tak tau apakah waktu itu kau sedang berdoa tapi pasti sedih sepertiku tapi kau tak mau mengungkapkannya,

Bapak TUHAN memang baik buatku, ketika pagi harinya DIA membawa kakaku pulang dari tangerang sambil bawa brosur, AKL depkes, aku pikir gak apa - apa setidaknya aku bisa kuliah di tempat
yang berbau kesehatan....
he he lucu tapi kau hebat pak sekalipun
kau tak punya uang tapi kau bisa mengajar anakmu untuk berbagi, dan saling memperhatikan " Mujizat".

Kakaku seorang kuli kerak pabrik membagi hidup denganku, pasti berbagi nyawa yha karna berapa si penghasilannya,....
tapi kakaku merelakan waktu separuh
hidupnya buatku, aku bisa kuliah,
sekalipun tetangga bilang "katakan ama bapakmu jual dulu itu tanah, kamu lulus tak ada sisa, tapi TUHAN itu maha kaya, ah bapak aku lulus kuliah tanpa jual apapun, karna seorang kakak yang sangat baik, dan seorang anak yang berhasil kau didik, makasih pak makasih mbak, aku tak pernah
kekurangan, meski lucu juga ketika coba -coba jualan boneka, atau selalu maunya jadi
seksi konsumsi, kalau ada acara dikampus, bukan apa - apa tapi dengan bangun lebih pagi dan jalan ke pasar beli kue sambil di potong dan di bungkus sendiri itu bisa juga memperpanjang jatah he..he,
atau waktu beli nasi di warteg dan
selau nyuci piringku sendiri supaya dapat rasa sayang pasti itu lucu dipikir sekarang, tiga tahun di mulai dari ketiadaan dan keikhlasan di jalani dengan muizat dan belas kasihan, karna sering kali ada teman dari tugas belajar yang kasih kertas bekas
laporan untuk kugunakan sebagai buku
ah terimakasih,terimakasih meskipun aku gagal menjadi tiga besar, tapi setidaknya bisa berdiri di depan pas janji wisuda sebagai wakil dari mahasiswa yang percaya TUHAN

Lucu dan harus disukuri, karna aku lihat senyumu waktu wisudaku sambil menggandeng ibu, senyum mbakku, pasti waktu itu kau bahagia,...

tukang ngayal dan anak tukang ngarit itu juga bisa kuliah, aku baru sadar senyum itu adalah salah satu senyum terbaik yang pernah ada di wajahmu, wajah seorang mantan tapol yang pernah mengalami kejayaan dan kejatuhan.

Bapak,...kebahagiaan buatmu itu singkat memang setengah bulan setelah aku lulus kau sakit, kata dokter kangker liver, pasti kau menahan beratnya hidup, dan kau selalu belajar tegar bersama keluargamu, pasti kau selalu berusaha menahannya sendiri dalam senyumu, kau memang pernah jadi anak orang kaya, pernah jadi pemuda yang berhasil, pernah jadi tapol dan
juga pernah jadi orang yang hidup dicukupi oleh mujizat dan ketekunan, lucu juga karna sekalipun kita sangat dekat tapi kau ahirnya tak merasakan gimana aku dapat gaji, karna dulu pas kau sakit kau ajari aku untuk memilih memberikannya untukmu, atau merelakannya sebagai buah bungaran
dan ahirnya kau tak mencoba sepeserpun dari yang aku dapatkan, karena setelah itu kau memang pergi kau memang dipanggil TUHAN untuk kembali,
kau memang tau aku tak pernah jadi
perawat seperti mimpi yang sealu aku
ceritakan padamu di kebun, dan sampai
sekarang aku tak pernah bekerja di
rumah sakit sepert mimpi itu, tapi hari
ini aku kerja melayani orang orang
yang kehilangan orang yang sangat
berati buat mereka, seringkali Tuhan
juga kasih aku kesempatan untuk memeluk orang yang menangis kehilangan orang yang dia sayang,

yha hari ini hampir delapan tahun kau pergi,
dan aku sudah bekerja,
sebenernya aku kangen bersamamu dan
aku ingin bercerita tentang semuanya,

Aku nyesel pernah bercanda gara- gara
tak mau membuatkan teh buatmu, saat kau bilang padaku kalau aku tak mau membuatkan kau teh, nanti aku nikah
kau tak mau menjadi waliku, ya aku bilang wali hakim, pak itu cuma canda seorang anak SD tapi ternyata
sekarang sakit, waktu aku menemukan
seseorang yang mengasihiku, tak ada lagi kau, dan memang harus wali hakim.

Lucu memang tapi itu nyata,...

Pak terimakasih yha,

semoga anaku nanti juga punya ayah seperti aku punya kau dan dia yang kumiliki memperlakukanku sebaik kau pada ibu.

(Sumber : Pondok Renungan)

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar